Brosur PPDB2024

Mengenal Tokoh Hadits Dari Kalangan Tabi'in

Oleh : Nabila Nur Azizah ( XII Agama )


Tahukan Anda? Jika gambar diatas merupakan gambar para ulama ahli hadits pada masa tabi'in. Mereka merupakan tokoh alim ulama yang telah memberikan sebagian besar hidup mereka untuk mencari ilmu, mempelajari ilmu terutama pada bidang agama(fikih, akidah, dan hadits). Lantas, siapa saja mereka? Sangat baik untuk kita mengenal mereka bukan? Jika kita saja mengenal para idol k-pop, para artist dan para tokoh publik figur lainnya, yang tak hanya dari negara kita, lantas tak wajar jika kita tak mengenal mereka bukan? Padahal mereka adalah sosok yang patut untuk kita teladani terutama dalam hal menuntut ilmu dan juga
kepribadian mereka. Sudah sepatutnya kita sebagai generasi millenial yang islami mengenal para tokoh-tokoh yang telah berpengaruh dalam kehidupan dan juga pendidikan agama. Mereka patut untuk kita kenal dan teladani kepribadiannya. Maka untuk itu, marilah kita simak biografi singkat tentang para tokoh ilmu hadits pada masa tabi'in dibawah ini.


1. SA'ID BIN MUSAYYAB



Nama lengkapnya adalah Said bin al-Musayyib bin Hazn bin Abi Wahb al-Makhzumi al-Quraisy. Beliau lahir pada tahun 15 H/636 M dan wafat pada tahun 94 H/715 M pada usia. Beliau lahir sebelum khalifah Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah. Ayahnya dan kakeknya adalah sahabat Nabi Shallallahu alaihi wassalam, sejak muda beliau telah melakukan perjalanan siang dan malam untuk mendapatkan hadist Nabi.

Beliu adalah salah seorang ulama ahli hadits dan ahli fiqih dari Madinah. Beliau termasuk golongan tabi'in, dan merupakan salah seorang dari Tujuh Fuqaha Madinah. Di antara ketujuh tokoh Madinah tersebut, beliau sering dianggap sebagai yang paling berpengaruh.
Beliau adalah orang yang paling hapal atas berbagai hukum dan keputusan yang dikeluarkan oleh Khalifah Umar bin Khattab, sehingga mendapat julukan Rawiyatul Umar (periwayat Umar). Hadits mursal yang berasal dari Said bin al-Musayyib dianggap hasan oleh Imam Syafi'i. Walau demikian, Imam Ahmad juga berkata, "Mursalat (kumpulan hadits mursal) yang diriwayatkannya adalah shahih kesemuanya."
Karena beliau lahir pada saat Khalifah Umar bin Khattab memerintah selama dua tahun menggantikan Abu Bakar As Shiddiq, dan meninggal saat Khalifah Al Walid bin Abdul Malik memerintah. Oleh karena itu, beliau menyaksikan sendiri bagaimana gaya kepemimpinan tiga khalifah yaitu Umar, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Dari mereka pulalah, beliau mendapatkan banyak hadis.
Karena penguasaannya pada hadis begitu luar biasa, dia dianggap sebagai tabi'in paling berpengaruh di masanya. Dia bahkan mendapat julukan sebagai imam para ulama fikih.
Selain itu, beliau juga tidak pernah absen dari sholat jamaah di Masjid Nabawi. Bahkan, beliau selalu menempati shaf terdepan, seperti penjelasan berikut.
Dari Abdul Mu’in bin Idris dari ayahnya, ia berkata, " Selama 50 tahun Said bin Musayyib melaksanakan sholat Subuh dengan wudhu sholat Isya’.
Said bin Al Musayyib berkata, " Aku tidak pernah ketinggalan takbir pertama dalam sholat selama lima tahun (sholat di awal waktu). Aku juga tidak pernah melihat punggung para jemaah, karena aku selalu berada di barisan terdepan selama lima tahun itu."
 

2. URWAH BIN ZUBAIR



Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdillah ‘Urwah bin Az-Zubair bin Al-’Awwam bin Khuwailid bin Asad bin ‘Abdil ‘Uzza bin Qushay bin Kilab Al-Qurasyi Al-Asadi Al-Madani, di lahirkan pada tahun ke-23 Hijriyyah pada masa kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan di kota Madinah, Putra dari Az-Zubair bin Al-’Awwam radhiyallahu ‘anhu. Ibu beliau adalah Asma’ bintu Abi Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma.

Beliau adalah adik kandung ‘Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhuma. Bibi beliau adalah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ibunda kaum mukminin. Dari beliaulah, keponakan yang shalih ini banyak menimba ilmu dan meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga tidaklah mengherankan kalau kemudian ‘Urwah menjadi salah seorang tabi’in yang paling mengetahui hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Al-Imam Adz-Dzahabi menempatkan beliau pada posisi thabaqah yang kedua, thabaqahnya para tokoh besar tabi’in.
 

3. NAFI' AL MADANI



Nama lengkapnya adalah Nafi' bin Abdurrahman bin Abi Nu'aim al-Laitsi al-Kanani atau lebih dikenal sebagai Nafi' al-Madani. Beliau lahir pada tahun 70 H, wafat di Madinah pada tahun
169 H, adalah seorang ulama dibidang qira'at al-Qur'an dan merupakan salah satu Imam qira'at sepuluh.
Imam Nafi’ dalam pengakuannya—sebagaimana diceritakan oleh Abu Qurrat Musa bin Thariq— dikatakan bahwa beliau berguru kepada tujuh puluh tabi’in, di antaranya adalah Imam Abu Ja’far (imam qira’at kedelapan), Syaibah bin Nashah, Muslim bin Jundub, Yazid bin Ruman, Muhammad bin Muslim bin Syihab al-Zuhri, Abdurrahman bin Hurmuz al-A’raj.
Dari sekian banyak gurunya inilah, Imam Nafi’ melakukan seleksi bacaan, yaitu mengambil bacaan yang sama di antara guru-gurunya, dan meninggalkan bacaan yang berbeda. Hasil dari penyeleksian inilah kemudian dijadikan kaidah tersendiri oleh Imam Nafi’, yang kemudian dikenal luas oleh para generasi berikutnya sebagai qira’at Imam Nafi’.
Dalam bidang hadits, beliau sangat sedikit sekali meriwayatkan hadits Nabi. Namun hal tersebut tidak mengurangi kredibilitas dan kapabilitas beliau sebagai ahli qira’at. Karena hal ini justru menunjukkan konsistensi beliau dalam mengabdikan hidup untuk menyelami lautan ilmu qira’at.
 

4. HASAN AL BASHRI

 
Beliau merupakan alim ternama pada era tabi'in, sekaligus murid para sahabat Nabi SAW dan ahlul bait. Kata-kata mutiara dan nasihat yang disampaikan beliau selalu mampu menyentuh hati kaum Muslimin.
Ayahnya merupakan pembantu sahabat Rasulullah SAW yang terkenal sebagai penulis Alquran, Zaid bin Tsabit. Ibunya merupakan Khairoh, maula salah seorang istri nabi, Ummu Salamah.
Nama al-Hasan merupakan pemberian dari sang ummul mukminin. Hasan al-Bashri lahir di Madinah pada 642 Masehi, atau sembilan tahun pasca wafatnya Rasulullah SAW.
Meski lahir dengan status orang tua sebagai mantan budak, Hasan besar di tengah-tengah kasih dan sayang para keluarga dan sahabat Nabiyullah Muhammad. Ummul mukminin Ummu Salamah bahkan menjadi ibu susu dari al-Hasan. Al-Hasan kecil pun belajar di rumah-rumah para istri Rasulullah yang kala itu masih hidup.
la juga rajin ke masjid Nabawi untuk mendengarkan kajian ilmu dari para sahabat Rasulullah. Khalifah Umar Bin Khattab pun pernah mendoakannya menjadi orang yang fakih dalam beragama dan dicintai semua orang.
Bergaul dengan para sahabat Rasul sejak kecil membuat al-Hasan tumbuh menjadi pemuda yang saleh. Beliau meriwayatkan banyak hadis dari para sahabat Rasul, seperti Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa al-Asy'ari, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Anas bin Malik, dan masih banyak lain. Saat usia 14 tahun, beliau pindah ke Kota Bashrah, Irak. Dari sinilah beliau kemudian mendapat nama al-Bashri karena mengacu pada kota Bashrah.
Tinggal di Irak tak membuat beliau berhenti belajar. Beliau pun kemudian menjadi murid salah seorang sahabat Rasul, Abdullah bin Abbas. Dari Ibnu Abbas-lah, Hasan belajar tafsir, hadis, dan qiraah. Dalam hal sastra, Hasan belajar dari Ali Bin Abi Thalib. la mengangumi sang khalifah keempat karena lisannya yang penuh nasihat dan hikmah. Hasan juga sempat diasuh istri Rasul, Ummu Salamah, yang dikenal paling berwawasan luas. Di bidang lain, Hasan bergilir mengikuti majelis sahabat satu ke yang lain. Alhasil, jadilah beliau sangat fakih dalam ilmu agama.
 

5. MUHAMMAD IBNU SIRIN


Abu bakar Muhammad bin Sirin al-Bashri atau disingkat Ibnu Sirin, adalah salah seorang tokoh ulama ahli fiqih dan perawi hadis dari golongan tabi'in yang menetap di Bashrah. Ibnu Sirin juga terkenal kemampuannya dalam menakwilkan mimpi, serta atas kesalehannya. Beliau lahir pada tanggal 653 M di Basra, Irak. Beliau meninggal pada tanggal 12 Januari 729 M, Basra, Irak.
Ayahnya bernama Sirin Al-Ansari dan ibunya bernama Shafiyah maula Abubakar.
Ibnu Sirin mempelajari ilmu agama serta meriwayatkan hadis antara lain dari Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Imran bin Hushain, dan Anas bin Malik. Beliau merupakan guru bagi Qatadah bin Di'amah, Khalid al-Hadda, Ayyub al-Sakhtiyani, dan lain-lain. Ibnu Sirin dilahirkan dua tahun sebelum pemerintahan Utsman bin Affan berakhir. Anas bin Malik pada saat berada di Persia menjadikan Ibnu Sirin sebagai sekretarisnya.
 

6. MUHAMMAD IBNU SYIHAB AZ ZUHRI



Beliau adalah ulama dengan andil besar dalam pembukuan hadis. Bahkan disebutkan dalam biografinya sebagai ulama yang pertama kali membukukan hadis atas perintah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah.
Bukan saja kapasitas keilmuannya yang diakui ulama yang sezaman dengannya. Namun keuletan dan kesungguhannya dalam menuntut ilmu agama sangat mengagumkan.
Nama beliau sebenarnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin Syihab bin 'Abdullah bin al-Harith bin Zuhrah. Lebih populer dengan nama Ibnu Syihab Az Zuhri.
Satu pendapat menyebutkan bahwa Az Zuhri lahir pada tahun 51 H. Sejak awal beliau tumbuh dan berkembang di lingkungan yang agamis. Ayah beliau yang bernama Muslim bin Abdillah adalah seorang perawi hadis yang tsiqah (terpercaya).
Adapun ibundanya adalah Ummu Ahban bintu Laqith bin Urwah bin Ya’mur. Az Zuhri memiliki seorang saudara laki yang lebih muda usianya bernama Abdullah bin Muslim. Dia sempat bertemu Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu dan meriwayatkan darinya, namun meninggal sebelum Az Zuhri.
Meskipun berstatus sebagai shighar tabiin (tabiin junior) namun beliau adalah ulama besar di masanya. Az Zuhri banyak menimba ilmu dari sebagian shahabat dan para pembesar ulama tabiin. Semisal Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdillah, Said bin Al Musayyib, Al
Hasan Al Bashri, Urwah bin Zubair, Atha bin Abi Rabah, dan masih banyak yang lainnya. Terutama dari Said bin Al Musayyib rahimahullah, beliau adalah salah satu gurunya yang sangat istimewa. Dalam kurun waktu itu, beliau tinggal dan menimba ilmu dari Said bin Al Musayyib.
Potensi besarnya sebagai ulama telah diketahui oleh Khalifah Bani Umayah saat itu, berawal dari pertemuannya dengan Abdul Malik bin Marwan untuk yang pertama kalinya.
Lantas Abdul Malik bertanya kepadanya, “Apakah engkau hafal Al Quran?” “Ya,” jawab Az Zuhri.
Kemudian Abdul Malik pun melanjutkan pertanyaannya seputar faraidh dan sunnah. Dijawablah semua itu dengan baik olehnya sehingga Abdul Malik terkesan dan kagum terhadapnya.
Hingga Abdul Malik memberikan hadiah kepada Az Zuhri dan melunasi hutangnya. Tidak hanya itu, ia juga membelikan rumah dan pelayan untuk Az Zuhri seraya mengatakan kepadanya,
“Carilah ilmu agama, sungguh aku melihat potensi hafalan yang kuat pada dirimu dan kecerdasan dalam kalbumu. Datangilah orang-orang Anshar di rumah-rumah mereka.”
Sejak saat itu, Zuhri mengambil ilmu dari para shahabat Anshar Madinah dan di sana beliau menjumpai ilmu yang sangat berlimpah.
Di antara faktor pendukung keberhasilannya menuntut ilmu adalah kesungguhannya dalam belajar. Bahkan Az Zuhri sangat tekun untuk selalu menulis setiap ilmu yang ia dengar. Keseriusannya dalam menimba ilmu dipersaksikan oleh ulama di masanya.
Menuntut ilmu agama memang membutuhkan perjuangan ekstra untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan segenap kemampuan yang dimiliki sekali pun tidak mungkin bisa menjangkau seluruh ilmu yang ada. Apalagi ketika seseorang hanya mengerahkan sebagian kemampuannya saja. Tentu hasil yang diperoleh tidak akan maksimal dan jauh dari harapan.
Perihal kesungguhan Az Zuhri dalam menuntut ilmu juga diakui oleh Shalih bin Kaisan rahimahullah. Perjuangan dan kesungguhannya menuntut ilmu agama terkadang membuat sang istri cemburu. Amr bin Dinar berkisah,
“Di antara aktivitas Az Zuhri di rumah adalah duduk dengan ditemani kitab-kitab di sekelilingnya. Jika sudah demikian, ia pun sibuk menelaah dan mempelajarinya hingga urusan dunianya terlupakan. Maka sang istri berkata kepadanya, “Demi Allah kitab-kitab ini lebih membuatku cemburu daripada tiga madu.”
Di antara sekian kelebihan Az Zuhri adalah kekuatan hafalan yang kokoh dan sangat kuat. Beliau adalah penghafal pilih tanding dengan memori hafalan yang sangat banyak. Pantas jika Az Zuhri sendiri pernah menyatakan, “Tidak pernah kalbuku menghafal sesuatu kemudian lupa.”
Beliau mampu menghafal Al Quran hanya dalam jangka waktu 80 malam! Kekuatan hafalan ini berbanding lurus dengan pemahamannya yang sangat tajam dan jernih.
Beliau langsung bisa memahami pembicaraan lawan bicaranya tanpa perlu diulang lagi. Bahkan ulama sekaliber Imam Malik rahimahullah pernah dibuatnya kagum dengan kekokohan hafalannya.
Az Zuhri semakin disegani dengan dukungan wawasan ilmunya yang luas dan koleksi hadis yang banyak. Ali Al Madini rahimahullah berkata, “Az Zuhri mempunyai 2000 hadis.”
Al Laits bin Sa’ad berkata, “Aku belum pernah melihat seorang ulama yang ilmunya lebih lengkap daripada Az Zuhri. Seandainya engkau mendengarnya berbicara tentang motivasi dan semangat, niscaya engkau akan mengatakan, “Tidaklah dia ahli kecuali dalam bidang ini.”
Namun jika beliau berbicara tentang kisah para nabi dan orang-orang ahli kitab, pasti engkau akan mengatakan hal yang sama. Apabila beliau berbicara tentang ilmu nasab, engkau pasti juga akan mengatakan hal yang sama.”
Beliau adalah figur ulama yang menguasai dengan baik berbagai cabang ilmu. Tatkala menjelaskan suatu cabang ilmu agama, orang menilai bahwa beliau sangat ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan cabang ilmu yang lain tidak menguasainya dengan baik. Namun di luar dugaan, ternyata semuanya dikuasai dengan baik.
Satu lagi keistimewaan beliau adalah jiwa sosial dan kedermawanan yang luar biasa. Hingga Al Laits bin Sa’ad Al Mishri rahimahullah menyatakan bahwa Az Zuhri termasuk manusia yang paling dermawan. Beliau tidak pernah menolak permintaan setiap orang yang datang dan meminta kepadanya.
Kebiasaan beliau adalah memberi makan tsarid dan madu kepada manusia. Bukan rahasia lagi kalau Az Zuhri sangat menyukai madu. “Karena madu bisa menguatkan hafalan,” kata Az Zuhri.
Jiwa sosialnya yang tinggi mendorongnya gemar berinfak kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan. Ziyad bin As’ad mengatakan kepada Az Zuhri, “Sesungguhnya hadis-hadismu membuatku kagum. Namun aku tidak mempunyai bekal untuk mengikuti majelismu.”
Sontak Az Zuhri mengatakan kepadanya, “Jangan khawatir, ikuti aku dan biayamu aku yang akan menanggungnya.”
Limpahan uang dinar tidak membuat Az Zuhri silau dan tergoda. Ia meletakkan dinar di tangannya dan tidak memberikan ruang di hatinya. Wajar jika ia sangat ringan tangan membagi-bagikan dinar kepada orang-orang yang membutuhkannya.
Az Zuhri menempati kedudukan ilmiyah yang sangat agung di mata para ulama sezamannya. Untaian pujian ulama-ulama besar tercurah kepadanya. Tidak jarang pula ia disejajarkan bahkan diunggulkan atas ulama tenar yang sezaman dengannya. Asy-Syafii mengatakan, “Kalau bukan karena Az Zuhri niscaya akan hilang sunnah-sunnah di Madinah.”
Selain berbagai kelebihan di atas, Az Zuhri juga sangat menonjol dalam ilmu sejarah. Berkenaan dengan berita-berita para nabi yang diriwayatkan dari Ubaidillah bin Abdillah, Urwah bin Zubair, Asy Sya’bi dan selainnya. Terutama perhatian besarnya terhadap sejarah kehidupan dan berbagai peperangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan demikian beliau tidak hanya fokus meriwayatkan hadis dan mempelajari fikih. Namun beliau juga melakukan penelitian ilmiyah dan pembukuan terhadap ilmu sejarah.
Setelah sekian lama menjalani kehidupan yang penuh ilmu dan dakwah, beliau pun wafat pada tanggal 17 Ramadhan tahun 124 H menurut pendapat sebagian ulama. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan balasan terbaik dan melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau. Allahu A’lam.

Sumber referensi:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Said_bin_al-Musayyib
https://kisahmuslim.com/2841-tokoh-tabiin-said-bin-musayyab.html
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://inpasonline.com
https://islam.nu.or.id/post/read/100172/nafi--al-madani--imam-qira-at-yang-berguru -pada-70-tabi-in
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/ppfzlc458
https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-android-samsung-gj-rev1&sxsrf
https://www.wikiwand.com/id/Ibnu_Sirin
https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-android-
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Syihab_az-Zuhri
https://www.google.com/amp/s/dosenmuslim.com/tabiin/biografi-muhammad-bin-syihab -az-zuhri/amp/

1 Komentar

Terimakasih berkenan untuk memberikan komentar pada tulisan ini. Mohon hargai sesama dan gunakan bahasa serta penulisan yang baik dan sopan. Beberapa komentar menunggu moderasi terlebih dahulu untuk dapat ditayangkan secara publik. ... salam hormat!

Posting Komentar

Terimakasih berkenan untuk memberikan komentar pada tulisan ini. Mohon hargai sesama dan gunakan bahasa serta penulisan yang baik dan sopan. Beberapa komentar menunggu moderasi terlebih dahulu untuk dapat ditayangkan secara publik. ... salam hormat!

Lebih baru Lebih lama