Tercatat sejak awal tahun 2013 ini lebih dari 10 kali syukuran dilaksanakan di MAN Kebumen 2. Menunya pun beragam mulai dari nasi plus lauk pauk, bakso, soto, mie ayam hingga snack ringan. Eventnya pun beragam baik formal (madrasah) maupun non formal seperti syukuran ulang tahun, punya kendaraan baru dan sebagainya. Tidak ketinggalan pula "syukuran-syukuran" kecil misalkan ketika di rumah memiliki pisang atau ketela kemudian dibawa ke madrasah, dimasak di madrasah dan dinikmati bersama.
Menanggapi tentang tradisi tersebut, waka sarana dan prasarana Drs. Suwardi menganggap kegiatan tersebut adalah sebuah kegiatan yang positif. Ketika ditanya tentang asal-usul tradisi ini, beliau sebagai orang yang paling lama di MAN Kebumen 2 saat ini yaitu sejak jaman masih PGAN menjelaskan bahwa tradisi syukuran ini sudah ada sejak jaman PGAN dan dilestarikan hingga saat ini.
Menurut beliau tradisi ini lebih banyak unsur positifnya yang antara lain adalah menambah rasa kebersamaan serta menciptakan suasana yang hangat, nyaman dan kekeluargaan. Beberapa sumber lain dari guru dan karyawan juga membenarkan hal tersebut.
Beberapa sumber yang tidak mau disebutkan namanya juga mengiyakan hal tersebut, meski menurutnya sebenarnya syukuran tidak harus dalam bentuk makan-makan. Dia juga menambahkan bahwa sebenarnya syukuran dikhawatirkan akan memberatkan bagi yang bersangkutan (orang yang bersyukuran), sementara mungkin dia memiliki rasa tidak enak ketika tidak syukuran walaupun sebenarnya tidak ada yang mewajibkan.
Ketika ditanya keterkaitan tradisi ini dengan dampak psikologis yaitu iklim kompetisi atau pengembangan karir individu guru dan karyawan, beberapa sumber tidak membenarkan hal tersebut. Menurutnya kedua hal tersebut tidak berdampak ataupun berhubungan. Terlepas dari semua hal tersebut, kepala tata usaha Slamet Al Mansyur mengingatkan bahwa "banyak bersyukur" dapat menghindarkan kita dari tertimpa musibah (bala'). (afn)
Menanggapi tentang tradisi tersebut, waka sarana dan prasarana Drs. Suwardi menganggap kegiatan tersebut adalah sebuah kegiatan yang positif. Ketika ditanya tentang asal-usul tradisi ini, beliau sebagai orang yang paling lama di MAN Kebumen 2 saat ini yaitu sejak jaman masih PGAN menjelaskan bahwa tradisi syukuran ini sudah ada sejak jaman PGAN dan dilestarikan hingga saat ini.
Menurut beliau tradisi ini lebih banyak unsur positifnya yang antara lain adalah menambah rasa kebersamaan serta menciptakan suasana yang hangat, nyaman dan kekeluargaan. Beberapa sumber lain dari guru dan karyawan juga membenarkan hal tersebut.
Beberapa sumber yang tidak mau disebutkan namanya juga mengiyakan hal tersebut, meski menurutnya sebenarnya syukuran tidak harus dalam bentuk makan-makan. Dia juga menambahkan bahwa sebenarnya syukuran dikhawatirkan akan memberatkan bagi yang bersangkutan (orang yang bersyukuran), sementara mungkin dia memiliki rasa tidak enak ketika tidak syukuran walaupun sebenarnya tidak ada yang mewajibkan.
Ketika ditanya keterkaitan tradisi ini dengan dampak psikologis yaitu iklim kompetisi atau pengembangan karir individu guru dan karyawan, beberapa sumber tidak membenarkan hal tersebut. Menurutnya kedua hal tersebut tidak berdampak ataupun berhubungan. Terlepas dari semua hal tersebut, kepala tata usaha Slamet Al Mansyur mengingatkan bahwa "banyak bersyukur" dapat menghindarkan kita dari tertimpa musibah (bala'). (afn)