Brosur PPDB2024

Peringati Isra’ Mi’raj, Santri Asrama MAN 2 Kebumen Didorong Kuliah ke Luar Negeri


Kebumen – Sejumlah santriwan dan santriwati Asrama MAN 2 Kebumen menggelar Peringatan Isra’ dan Mi’raj. Acara bertempat di Aula MAN 2 Kebumen, Sabtu malam (3/2/2024), dan berlangsung penuh khidmat. Turut hadir pada kesempatan tersebut yakni para dewan asatidz dan pembimbing.


Kegiatan dimulai dengan senandung shalawat oleh grup hadroh asrama, penampilan para santri, dan sebagai kegiatan inti yakni mau’idzah hasanah. Hadir sebagai penceraham Ustadz Akhmad Muzaini, LC., seorang da’i lulusan Al-Azhar, Kairo.


Dalam ceramahnya, Gus Zaini, sapaan akrabnya, menjelaskan keistimewaan surat Al-Isra’ ayat pertama. “Peristiwa isra’ mi’raj ini dijelaskan dalam Al-Isra’ ayat 1. Di ayat ini, kalimat yang pertama kali muncul adalah tasbih. Para ahli tafsir sepakat bahwa setiap kalimat dalam Al-Qur’an yang dimulai dengan tasbih, maka ayat tersebut cukup diimani saja, tidak boleh dipahami hanya dengan akal." 


"Karena akal pasti tak akan sampai. Seperti isra’ mi’raj, masak iya Nabi Saw diperjalankan Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha lalu ke Sidratul Muntaha, itu hanya 1 malam? Ini kan ndak masuk di akal. Makanya, kita cukup iman dan percaya,” tuturnya.


Pihaknya melanjutkan, bahwa dalam Isra’ Mi’raj Allah Swt memberikan hadiah yang istimewa kepada umat Islam, yakni shalat 5 waktu. Hal inilah (shalat) yang menjadi pembeda dengan umat yang lain. “Kalau di Islam punya syahadat, di agama lain juga punya. Puasa mereka punya, zakat mereka punya, haji pun mereka punya. Pakaian, kalau kalian jalan-jalan ke Mesir melihat umat Kristen Koptik, mereka juga pakai jilbab, tapi mereka ke gereja. Jadi atribut keagamaan ini dipunyai juga oleh agama lain. Yang tidak mereka miliki adalah shalat,” lanjut Gus Zaini yang juga menjabat sebagai Ketua GP Ansor PAC Kebumen.


Karena itu, pihaknya mengajak agar satriwan dan santriwati asrama kelak bisa kuliah di luar negeri, agar mereka bisa lebih memahami keberagaman umat beragama. Sehingga bisa memahami bahwa atribut keagamaan di masing-masing agama itu ada yang mirip antara satu dengan lainnya. Maka cara membedakan dengan Islam adalah terletak pada shalat.


“Makanya besok jalan-jalan yang jauh (kuliah_red), biar pengalamannya banyak. Karena itu, saya pesen kepada para santri, ada 3 hal yang harus kamu lakukan kalau ingin sukses. Pertama, jangan banyak tidur. Santri kok tura-turu bae, mau jadi apa? Kedua, jangan banyak makan. Ketiga, jangan banyak ngobrol yang tidak berguna. Pakai waktunya untuk belajar, hafalan, dan hal lain yang positif,” pungkas Zaini. (An)

Post a Comment

Terimakasih berkenan untuk memberikan komentar pada tulisan ini. Mohon hargai sesama dan gunakan bahasa serta penulisan yang baik dan sopan. Beberapa komentar menunggu moderasi terlebih dahulu untuk dapat ditayangkan secara publik. ... salam hormat!

Lebih baru Lebih lama